Jin-Pun Mendengarkan Al-Qur’an

Bismillah, saudara-saudaraku yang dirahmati Allah. Kali ini, “Jin-Pun Mendengarkan Al-Qur’an” mari kita berbincang tentang sebuah kisah luar biasa yang diabadikan dalam Al-Qur’an, sebuah cerita yang menyentuh hati dan penuh hikmah. Kisah ini terdapat dalam Surah Al-Jinn dan Al-Ahqaf. Jangan-jangan kita pernah mendengar tapi belum benar-benar menyelaminya? Yuk, kita renungkan bersama.

Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ اُوْحِيَ اِلَيَّ اَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوْٓا اِنَّا سَمِعْنَا قُرْاٰنًا عَجَبًاۙ

يَّهْدِيْٓ اِلَى الرُّشْدِ فَاٰمَنَّا بِهٖۗ وَلَنْ نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ اَحَدًاۖ

Latin :
Qul ūḥiya ilayya annahustama‘a nafarum minal-jinni fa qālū innā sami‘nā qur’ānan ‘ajabā(n).
Yahdī ilar-rusydi fa’āmannā bih(ī), wa lan nusyrika birabbinā aḥadā(n).

Arti :
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an yang kubaca).” Lalu, mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan, yang memberi petunjuk pada kebenaran, sehingga kami pun beriman padanya dan tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami. (QS. Al-Jinn: 1-2)

Lihatlah, bahkan jin pun tunduk ketika mendengar keindahan kalam Allah. Mereka takjub dan mengakui kebenarannya, hingga mereka beriman. Ini adalah salah satu bukti kemuliaan Nabi Muhammad ﷺ yang bukan hanya diutus untuk manusia, tapi juga untuk jin.

Masa Sulit Rasulullah di Tha’if

Mari kita mundur sejenak, mengingat momen penting yang menjadi latar belakang kisah ini. Setelah Khadijah dan Abu Thalib—dua pembela Rasulullah—wafat, kaum Quraisy semakin gencar menyakiti beliau. Bayangkan, saudara-saudara. Rasul yang mulia itu dihujani hinaan, dilempari batu, bahkan sampai darah mengalir dari tubuhnya. Tapi, apakah Rasulullah menyerah? Tidak. Beliau tetap berdakwah dengan penuh kesabaran.

Jinpun mendengarkan alquran
Jinpun mendengarkan alquran

Ketika dakwah di Makkah terasa menemui jalan buntu, Rasulullah pergi ke Tha’if, berharap ada hati yang mau menerima risalah Islam. Namun, apa yang terjadi di sana? Bukan sambutan baik yang beliau terima, tapi cemoohan dan lemparan batu. Rasulullah sampai terluka dan harus berlindung di kebun milik dua bersaudara, Utbah dan Syaibah.

Namun, justru di saat seperti itu, kita bisa melihat bagaimana Rasulullah ﷺ tetap lembut hatinya. Tidak ada dendam, hanya doa: “Ya Allah, aku mengadukan kepada-Mu kelemahan diriku, kekurangan strategiku, dan kehinaanku di hadapan manusia…”

Hikmah dari Jin yang Beriman

Setelah dari Tha’if, Rasulullah singgah di sebuah tempat bernama Nakhlah. Di situlah terjadi peristiwa luar biasa ini. Saat Rasulullah sedang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dalam shalat, sekelompok jin dari Nashibin (Yaman) mendengar bacaan beliau. Mereka terpukau, saudara-saudara.

Bayangkan, jin yang kita kenal sebagai makhluk ghaib, dengan sifat yang berbeda dari manusia, bahkan mereka pun tersentuh oleh Al-Qur’an. Jin-jin itu berkata satu sama lain, “Diamlah dan dengarkan!” Setelah selesai mendengar, mereka kembali ke kaumnya dan menyampaikan berita itu, bahkan mengajak kaumnya untuk beriman.

Kisah ini, yang diabadikan dalam QS. Al-Jinn dan QS. Al-Ahqaf, mengajarkan kita banyak hal. Pertama, Al-Qur’an adalah petunjuk bagi semua makhluk, bukan hanya manusia. Kedua, keindahan dan kebenaran Al-Qur’an begitu memikat hingga hati yang paling jauh sekalipun bisa tergerak.

Rasulullah yang Tak Pernah Mundur

Setelah peristiwa itu, Rasulullah kembali ke Makkah. Berkat jaminan keselamatan dari Al-Muth’im bin Adiy, beliau bisa masuk Makkah dengan aman. Tapi coba bayangkan, di tengah segala kesulitan itu, apakah Rasulullah berhenti? Tidak. Setiap musim haji, beliau mendatangi kabilah-kabilah Arab untuk menyampaikan Islam.

Saudara-saudaraku, dari sini kita belajar bahwa dakwah butuh kesabaran luar biasa. Lihatlah Rasulullah, meski dicemooh, dihina, bahkan disakiti, beliau tidak pernah membalas dengan kebencian. Justru dengan kasih sayang dan kelembutan, beliau terus menyampaikan risalah Allah.

Menjadi Pelajaran untuk Kita

Jin saja bisa tunduk pada Al-Qur’an. Mereka mengakui keindahannya dan beriman. Maka, bagaimana dengan kita, manusia yang sudah diberi banyak nikmat? Jangan sampai kita kalah dari jin, saudara-saudara. Mari perbanyak membaca, merenungi, dan mengamalkan Al-Qur’an.

Kisah ini juga mengingatkan kita untuk tidak mudah menyerah dalam menyampaikan kebaikan. Kadang, jalan dakwah terasa berat, tapi yakinlah, setiap usaha kita akan dihitung oleh Allah. Dan seperti Rasulullah, mari kita balas keburukan dengan kebaikan, doa, dan kesabaran.

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang mencintai Al-Qur’an, seperti jin yang mendengarkan ayat-ayat Allah dan beriman. Aamiin.

Berinfaq untuk Rumah Tahfidz Almursyidin

Rumah Tahfidz "GRATIS"

Rumah tahfidz ini didirikan untuk meningkatkan kualitas pejuang Hafidz dan Hafidzah Alquran di nagari cubadak timur kecamatan duo koto – Pasaman

Melahirkan hafiz dan hafizah yang tidak hanya hafal ayat-ayat Alquran, tetapi juga menjadikan nilai-nilainya sebagai dasar untuk membangun akhlak yang luhur.

anak tahfidz
Rumah Tahfidz almursyidin

Berita terbaru tentang apa yang menggerakkan dunia Islam – dikirim langsung ke kotak masuk Anda

SUBSCRIBE

Trending